Pada hari Kebangkitan umat manusia akan diputuskan masuk surga atau neraka sesuai amalnya masing-masing. Para ahli maksiat pesimis bisa masuk surga, sedang orang-orang shalih merasa senang mengingat amal baiknya selama hidup di dunia.
Di depan pintu surga, malaikat menghitung amal para calon ahli surga. Untuk memudahkan prosedur, ia memulai penghitungan dengan mendahulukan orang-orang yang dianggap amal baiknya paling banyak agar tidak menimbulkan antrean panjang.
Merasa paling optimis masuk surga duluan, orang-orang shalih yang terdiri dari para pemimpin agama pun segera maju ke muka, diikuti oleh murid-muridnya. Ketika mereka sedang diperiksa raportya oleh malaikat, mendadak serombongan orang masuk surga dengan berebutan sehingga menimbulkan keributan.
"Siapa mereka itu, masuk surga tanpa dihitung dulu amalnya?" tanya salah seorang pemuka agama kepada malaikat.
"Sopir dan kondetur bus," jawab malaikat.
"Kenapa mereka bisa masuk surga lebih dulu? Bukankah kami yang paling rajin beribadah kepada Tuhan?" kata para pemuka agama dengan nada protes.
"Iya. Soalnya, ketika para sopir dan kobdekur bus memulai pekerjaan mereka, orang-orang berdoa; sedang ketika kalian memulai pekerjaan kalian, orang-orang justru tertidur," jawab malaikat, ringkas.
Para pemuka agama tidak protes lagi.
Humor ini dibuat oleh Gus Dur sebagaimana diceritakan ulang oleh Franz Magnis Suseno SJ.
Di depan pintu surga, malaikat menghitung amal para calon ahli surga. Untuk memudahkan prosedur, ia memulai penghitungan dengan mendahulukan orang-orang yang dianggap amal baiknya paling banyak agar tidak menimbulkan antrean panjang.
Merasa paling optimis masuk surga duluan, orang-orang shalih yang terdiri dari para pemimpin agama pun segera maju ke muka, diikuti oleh murid-muridnya. Ketika mereka sedang diperiksa raportya oleh malaikat, mendadak serombongan orang masuk surga dengan berebutan sehingga menimbulkan keributan.
"Siapa mereka itu, masuk surga tanpa dihitung dulu amalnya?" tanya salah seorang pemuka agama kepada malaikat.
"Sopir dan kondetur bus," jawab malaikat.
"Kenapa mereka bisa masuk surga lebih dulu? Bukankah kami yang paling rajin beribadah kepada Tuhan?" kata para pemuka agama dengan nada protes.
"Iya. Soalnya, ketika para sopir dan kobdekur bus memulai pekerjaan mereka, orang-orang berdoa; sedang ketika kalian memulai pekerjaan kalian, orang-orang justru tertidur," jawab malaikat, ringkas.
Para pemuka agama tidak protes lagi.
Humor ini dibuat oleh Gus Dur sebagaimana diceritakan ulang oleh Franz Magnis Suseno SJ.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar