Sabtu, 05 November 2011

Pesantren Sebagai Miniatur Indonesia


Imam hamidi Antassalam
Santri, penyair, dan eseis 

KETIKA di masa lalu Nusantara, terutama tanah Jawa, masih dikuasai oleh sultan dan raja-raja, kaum santri dari kalangan pesantren memiliki posisi sosial yang tinggi bahkan dapat dibilang istimewa.
Di dalam pesantren, seorang kiai kerap mengunjungi asrama atau kamar para santri untuk memperbincangkan segala perkara yang dihadapi —laik bahsul masail— baik yang ilmiah maupun alamiah, di samping akrab dengan masyarakat di sekitar pesantren. Hubungan masyarakat dan pesantren pun erat dan dekat, begitu menyatu.

Filsafat Wujud Sebagai Modus Interaksi Cinta dan Kebijaksanaan (Hikmah)


Soim Ginanjar
Alumni PP Miftahul Huda Cigaru

Kehidupan manusia yang serba-serbi serta unik merupakan sebuah kenyataan yang harus diterima dengan cermat, lantaran serba-serbi kehidupan dapat membawa kehidupan manusia melebihi aspek sisi kemanusiaannya (jiwa insani) atau bahkan justru terjungkal begitu dangkal melampui derajat kemanusiaannya (jiwa hewani). Hal ini perlu kiranya diwaspadai secara cepat dan tanggap agar manusia tidak mengalami adanya keterasingan diri (alienasi).
Pengetahuan dan Spritualitas merupakan sebuah rangkaian tanggung jawab yang satu kesatuan bukan sesuatu yang terpisah. Pemisahan atau membedakan keduanya dalam sebuah sekat yang terpisah hanya akan menimbulkan penyakit perdaban yang kompleks seperti yang berkembang di barat dan abad modern ini. Tak hanya itu, efek inipun kini sudah merasuki nalar keagamaan. Sebut saja pemisahan antara yang sakral dan profan (sekulerisme) dapat dipandang turunan dari model pikir dualistik ini.

Setetes Makna

Tanpa keberanian, engkau hanyalah ternak...

-- Pramoedya Ananta Toer