Pada tengah malam, para santri dihinggapi rasa lapar yang amat sangat. Mereka ingin ke warung, tapi sudah tutup semua. Akhirnya seorang santri punya usul untuk menyembelih ayam milik kiainya. Dan agar menjadi halal, maka cukuplah nanti pada saat lebaran Idul Fitri mereka meminta maaf kepada kiai.
Usul "cemerlang" itu pun segera ditindaklanjuti. Salah seorang santri yang biasa bekerja di bagian peternakan kiai mengambil ayam untuk kemudian disembelih dan dimasak. Pada saat giliran makan bersama, tiba-tiba kiai yang baru shalat malam di masjid berjalan ke arah mereka, bukan menuju rumahnya seperti biasa.
"Aku lapar, boleh ikut makan?" kata kiai.
"Silakan, kiai." jawab salah seorang santri dengan sopan.
Selama makan, para santri melihat kiai mereka hanya memakan nasi dan kuahnya. Salah seorang santri pun menawari kiai untuk ikut menikmati dagingnya.
"Sedang tidak makan daging," jawab kiai.
"Kenapa kiai?" tanya santri itu. "Adakah kiai sedang sakit tertentu?"
"Tidak," jawab kiai. "Saya hanya tidak ingin ikut menanggung dosa."
Para santri pun terdiam seribu bahasa, merasa malu aksi pencurian mereka ternyata diketahui oleh kiainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar