Peramal (Qariul Finjan)
dengan mata yang cemas
dia duduk
merenungi gelas yang terbuka
kemudian berkata,
“tak usah bersedih, anakku
kau telah ditakdirkan untuk jatuh cinta.”
anakku, siapa pun yang mengorbankan dirinya
untuk kekasihnya
adalah seorang martir.
telah lama kupelajari ramalan
namun tak pernah kubaca gelas seperti milikmu
telah lama aku belajar ramalan
dan tak pernah kulihat penderitaan
seperti penderitaanmu
kau telah ditakdirkan
terus berlayar dalam lautan cinta
kehidupanmu telah ditakdirkan
menjadi buku air mata
dan terus terpenjara
di antara api dan air
namun di balik seluruh kepedihan
di balik kesedihan yang mengurung kita
siang dan malam
di balik angin
udara yang basah
dan hembusan siklon
ada cinta, anakku
yang akan tetap
menjadi hal terbaik
dari sebuah takdir
akan ada seorang perempuan
dalam hidupmu, anakku
maha besar tuhan!
matanya sungguh indah
mulut dan desah tawanya
dipenuhi bebungaan dan melodi
kecintaan dan kegilaannya pada kehidupan
melingkupi dunia
seorang perempuan yang kau cintai
adalah seluruh duniamu
namun langitmu akan tetap mendung
jalanmu tertutup,
tertutup, anakku
kekasihmu, anakku
tertidur dalam istana
yang dijaga ketat
siapa pun yang mencoba
mendekati dinding-dinding tamannya
atau memasuki ruangannya
dan menawarkan diri padanya
atau mengurai sanggulnya
hanya akan membuatnya musnah
hilang, anakku
kau akan mencarinya ke manapun, anakku
kau akan bertanya pada gelombang laut
kau akan bertanya pada pantai
kau akan mengarungi samudra
dan air matamu mengalir seperti sungai
dan di akhir kehidupanmu
kau akan mengetahui bahwa
kekasihmu tak memiliki tanah,
tempat tinggal, ataupun alamat
saat itu kau tersadar
kau telah mengejar
jejak-jejak kabut
akan sulit, anakku
mencintai perempuan
yang tak memiliki tanah
ataupun tempat tinggal
Kita Akan Dianggap Teroris
kita akan dianggap teroris
jika kita berani menuliskan
puing-puing tanah air
yang berhamburan dan membusuk
dalam kemunduran dan kekacauan
tentang sebuah tanah air
yang tengah mencari tempat
dan tentang sebuah bangsa
yang tak lagi memiliki wajah
tentang tanah air
yang tak mewarisi apapun
dari puisi-puisi masa lalunya
yang luar biasa
selain ratapan dan elegi
tentang tanah air
yang tak memiliki apapun
dalam horizonnya
tentang kebebasan
beragam kelompok dan ideologi
tentang sebuah tanah air
yang melarang kita
membeli surat kabar
atau mendengarkan segala sesuatu
tentang sebuah tanah air
yang melarang burung-burung bernyanyi
tentang sebuah tanah air
yang para penulisnya
terpaksa menulis
dengan tinta transparan
agar terhindar dari kekejaman
tentang tanah air
yang menyerupai puisi di negeri kita
disusun, diedarkan, hilang,
dan tak memiliki batasan
dengan lidah dan jiwa orang asing
memisahkan lelaki dan tanahnya
menghapus seluruh keadaan mereka
tentang sebuah tanah air
yang dinegosiasikan di sebuah meja
tanpa harga diri
atau pun sepatu
tentang sebuah tanah air
yang tak lagi memiliki lelaki-lelaki tabah
dan hanya berisi para wanita
kegetiran di mulut kita
dalam kata-kata kita
dalam mata kita
akankah kekeringan juga menjangkiti jiwa kita
sebagai sebuah warisan
dari masa lalu?
tak seorang pun tersisa di negeri kita
bahkan sedikit kemenangan
tak seorang pun berkata ‘tidak’
di hadapan mereka
yang menyerahkan tempat tinggal,
makanan, dan mentega kita
mengubah sejarah kita yang berwarna
menjadi sebuah sirkus
kita tak memiliki satu pun
puisi yang jujur
puisi yang tak kehilangan kemurniannya
di tangan para penguasa harem
kita telah terbiasa terhina
kita tumbuh dengan penuh kehinaan
apakah arti seorang lelaki
jika ia merasa nyaman
dalam keadaan seperti itu?
aku cari-cari buku sejarah
aku cari-cari orang-orang luar biasa
yang akan mengeluarkan kita
dari kegelapan
dan menjaga perempuan-perempuan kita
dari kekejian dan kekejaman
aku mencari lelaki masa lalu
namun yang kutemukan
hanyalah kucing pengecut
yang takut pada jiwa mereka sendiri
dan kekuasaan para tikus
apakah kita dipukul
oleh nasionalisme buta
atau kita menderita
buta warna
kita akan dianggap teroris
jika kita menolak mati
di bawah kekuasaan tirani israel
yang merintangi persatuan kita
sejarah kita
injil dan quran kita
tanah para nabi kita
jika semua itu adalah dosa
dan kejahatan kita
maka terorisme
bukan sesuatu yang buruk
kita dianggap teroris
jika kita menolak
disingkirkan oleh orang-orang biadab,
mongol maupun yahudi
jika kita memilih menghancurkan
kaca-kaca dewan keamanan
yang dihuni oleh raja caesura
kita akan dianggap teroris
jika kita menolak berunding
dengan serigala
dan berbicara pada pelacur
amerika menentang budaya manusia
karena tak memiliki sesuatu
dan melawan peradaban
karena membutuhkan sesuatu
amerika adalah bangunan raksasa
namun tak memiliki dinding
kita akan dianggap teroris
jika kita menolak arus zaman
ketika amerika yang arogan, kaya, dan kuat
menjadi penerjemah orang-orang yahudi
Yerusalem (al-Quds)
Aku menangis
hingga air mataku mengering
aku berdoa
hingga lilin-lilin padam
aku bersujud
hingga lantai retak
aku bertanya
tentang Muhammad dan Yesus
Yerusalem,
O kota nabi-nabi yang bercahaya
jalan pintas
antara surga dan bumi!
Yerusalem, kota seribu menara
seorang gadis cilik yang cantik
dengan jari-jari terbakar
Kota sang perawan,
matamu terlihat murung.
Oasis teduh yang dilewati sang Nabi,
bebatuan jalananmu bersedih
menara-menara masjid pun murung.
Kota yang dilaburi warna hitam,
siapa yang akan membunyikan
lonceng-lonceng makam suci
pada hari Minggu pagi?
siapa yang akan memberi mainan
bagi anak-anak
pada perayaan natal ?
Kota penuh duka,
O, air mata yang sangat besar
bergetar di kelopak matamu,
siapa yang akan menyelamatkan Injil?
siapa yang akan menyelamatkan Quran?
siapa yang akan menyelamatkan Kristus,
siapa yang akan menyelamatkan manusia?
Yerusalem, kotaku tercinta
esok pepohonan lemonmu akan berbunga
batang dan cabangmu yang hijau
tumbuh dengan gembira
dan matamu berseri-seri.
merpati-merpati yang bermigrasi
akan kembali ke atap-atapmu yang suci
dan anak-anak akan kembali bermain
orang tua dan anak-anak akan bertemu
di jalananmu yang berkilauan
kotaku, kota zaitun dan kedamaian.
Biodata penyair:
Nizar Qabbani lahir di Damaskus, 21 Maret 1923. Ia pernah bekerja di Departemen Luar Negeri Suriah dan bertugas di Mesir dan Inggris. Namun, pada tahun 1944 ia tinggalkan pekerjaannya untuk mencurahkan perhatian pada satu-satunya hal yang ia cintai: puisi. Karya-karya Qabbani terdiri dari lusinan antologi puisi yang sangat populer di dunia Arab. Banyak puisinya yang dijadikan lirik lagu para penyanyi Arab kontemporer. Karena sikap politiknya, ia pernah dimusuhi oleh para pemimpin negara-negara Arab hingga terpaksa mengasingkan diri ke London, Inggris. Ia meninggal pada tahun 1998 di London.
Diterjemahkan oleh Irfan Zaki Ibrahim
dengan mata yang cemas
dia duduk
merenungi gelas yang terbuka
kemudian berkata,
“tak usah bersedih, anakku
kau telah ditakdirkan untuk jatuh cinta.”
anakku, siapa pun yang mengorbankan dirinya
untuk kekasihnya
adalah seorang martir.
telah lama kupelajari ramalan
namun tak pernah kubaca gelas seperti milikmu
telah lama aku belajar ramalan
dan tak pernah kulihat penderitaan
seperti penderitaanmu
kau telah ditakdirkan
terus berlayar dalam lautan cinta
kehidupanmu telah ditakdirkan
menjadi buku air mata
dan terus terpenjara
di antara api dan air
namun di balik seluruh kepedihan
di balik kesedihan yang mengurung kita
siang dan malam
di balik angin
udara yang basah
dan hembusan siklon
ada cinta, anakku
yang akan tetap
menjadi hal terbaik
dari sebuah takdir
akan ada seorang perempuan
dalam hidupmu, anakku
maha besar tuhan!
matanya sungguh indah
mulut dan desah tawanya
dipenuhi bebungaan dan melodi
kecintaan dan kegilaannya pada kehidupan
melingkupi dunia
seorang perempuan yang kau cintai
adalah seluruh duniamu
namun langitmu akan tetap mendung
jalanmu tertutup,
tertutup, anakku
kekasihmu, anakku
tertidur dalam istana
yang dijaga ketat
siapa pun yang mencoba
mendekati dinding-dinding tamannya
atau memasuki ruangannya
dan menawarkan diri padanya
atau mengurai sanggulnya
hanya akan membuatnya musnah
hilang, anakku
kau akan mencarinya ke manapun, anakku
kau akan bertanya pada gelombang laut
kau akan bertanya pada pantai
kau akan mengarungi samudra
dan air matamu mengalir seperti sungai
dan di akhir kehidupanmu
kau akan mengetahui bahwa
kekasihmu tak memiliki tanah,
tempat tinggal, ataupun alamat
saat itu kau tersadar
kau telah mengejar
jejak-jejak kabut
akan sulit, anakku
mencintai perempuan
yang tak memiliki tanah
ataupun tempat tinggal
Kita Akan Dianggap Teroris
kita akan dianggap teroris
jika kita berani menuliskan
puing-puing tanah air
yang berhamburan dan membusuk
dalam kemunduran dan kekacauan
tentang sebuah tanah air
yang tengah mencari tempat
dan tentang sebuah bangsa
yang tak lagi memiliki wajah
tentang tanah air
yang tak mewarisi apapun
dari puisi-puisi masa lalunya
yang luar biasa
selain ratapan dan elegi
tentang tanah air
yang tak memiliki apapun
dalam horizonnya
tentang kebebasan
beragam kelompok dan ideologi
tentang sebuah tanah air
yang melarang kita
membeli surat kabar
atau mendengarkan segala sesuatu
tentang sebuah tanah air
yang melarang burung-burung bernyanyi
tentang sebuah tanah air
yang para penulisnya
terpaksa menulis
dengan tinta transparan
agar terhindar dari kekejaman
tentang tanah air
yang menyerupai puisi di negeri kita
disusun, diedarkan, hilang,
dan tak memiliki batasan
dengan lidah dan jiwa orang asing
memisahkan lelaki dan tanahnya
menghapus seluruh keadaan mereka
tentang sebuah tanah air
yang dinegosiasikan di sebuah meja
tanpa harga diri
atau pun sepatu
tentang sebuah tanah air
yang tak lagi memiliki lelaki-lelaki tabah
dan hanya berisi para wanita
kegetiran di mulut kita
dalam kata-kata kita
dalam mata kita
akankah kekeringan juga menjangkiti jiwa kita
sebagai sebuah warisan
dari masa lalu?
tak seorang pun tersisa di negeri kita
bahkan sedikit kemenangan
tak seorang pun berkata ‘tidak’
di hadapan mereka
yang menyerahkan tempat tinggal,
makanan, dan mentega kita
mengubah sejarah kita yang berwarna
menjadi sebuah sirkus
kita tak memiliki satu pun
puisi yang jujur
puisi yang tak kehilangan kemurniannya
di tangan para penguasa harem
kita telah terbiasa terhina
kita tumbuh dengan penuh kehinaan
apakah arti seorang lelaki
jika ia merasa nyaman
dalam keadaan seperti itu?
aku cari-cari buku sejarah
aku cari-cari orang-orang luar biasa
yang akan mengeluarkan kita
dari kegelapan
dan menjaga perempuan-perempuan kita
dari kekejian dan kekejaman
aku mencari lelaki masa lalu
namun yang kutemukan
hanyalah kucing pengecut
yang takut pada jiwa mereka sendiri
dan kekuasaan para tikus
apakah kita dipukul
oleh nasionalisme buta
atau kita menderita
buta warna
kita akan dianggap teroris
jika kita menolak mati
di bawah kekuasaan tirani israel
yang merintangi persatuan kita
sejarah kita
injil dan quran kita
tanah para nabi kita
jika semua itu adalah dosa
dan kejahatan kita
maka terorisme
bukan sesuatu yang buruk
kita dianggap teroris
jika kita menolak
disingkirkan oleh orang-orang biadab,
mongol maupun yahudi
jika kita memilih menghancurkan
kaca-kaca dewan keamanan
yang dihuni oleh raja caesura
kita akan dianggap teroris
jika kita menolak berunding
dengan serigala
dan berbicara pada pelacur
amerika menentang budaya manusia
karena tak memiliki sesuatu
dan melawan peradaban
karena membutuhkan sesuatu
amerika adalah bangunan raksasa
namun tak memiliki dinding
kita akan dianggap teroris
jika kita menolak arus zaman
ketika amerika yang arogan, kaya, dan kuat
menjadi penerjemah orang-orang yahudi
Yerusalem (al-Quds)
Aku menangis
hingga air mataku mengering
aku berdoa
hingga lilin-lilin padam
aku bersujud
hingga lantai retak
aku bertanya
tentang Muhammad dan Yesus
Yerusalem,
O kota nabi-nabi yang bercahaya
jalan pintas
antara surga dan bumi!
Yerusalem, kota seribu menara
seorang gadis cilik yang cantik
dengan jari-jari terbakar
Kota sang perawan,
matamu terlihat murung.
Oasis teduh yang dilewati sang Nabi,
bebatuan jalananmu bersedih
menara-menara masjid pun murung.
Kota yang dilaburi warna hitam,
siapa yang akan membunyikan
lonceng-lonceng makam suci
pada hari Minggu pagi?
siapa yang akan memberi mainan
bagi anak-anak
pada perayaan natal ?
Kota penuh duka,
O, air mata yang sangat besar
bergetar di kelopak matamu,
siapa yang akan menyelamatkan Injil?
siapa yang akan menyelamatkan Quran?
siapa yang akan menyelamatkan Kristus,
siapa yang akan menyelamatkan manusia?
Yerusalem, kotaku tercinta
esok pepohonan lemonmu akan berbunga
batang dan cabangmu yang hijau
tumbuh dengan gembira
dan matamu berseri-seri.
merpati-merpati yang bermigrasi
akan kembali ke atap-atapmu yang suci
dan anak-anak akan kembali bermain
orang tua dan anak-anak akan bertemu
di jalananmu yang berkilauan
kotaku, kota zaitun dan kedamaian.
Biodata penyair:
Nizar Qabbani lahir di Damaskus, 21 Maret 1923. Ia pernah bekerja di Departemen Luar Negeri Suriah dan bertugas di Mesir dan Inggris. Namun, pada tahun 1944 ia tinggalkan pekerjaannya untuk mencurahkan perhatian pada satu-satunya hal yang ia cintai: puisi. Karya-karya Qabbani terdiri dari lusinan antologi puisi yang sangat populer di dunia Arab. Banyak puisinya yang dijadikan lirik lagu para penyanyi Arab kontemporer. Karena sikap politiknya, ia pernah dimusuhi oleh para pemimpin negara-negara Arab hingga terpaksa mengasingkan diri ke London, Inggris. Ia meninggal pada tahun 1998 di London.
Diterjemahkan oleh Irfan Zaki Ibrahim
1 komentar:
Encore Atrium | TITanium Arts
As a result of the construction ford titanium of the two titanium bolt new Encore towers, titanium quartz the new Wynn and Encore Tower are titanium sia complemented by titanium mens rings two new design
Posting Komentar