Sabtu, 15 Oktober 2011

Humor: Tragedi dan Komedi Menurut Ibn Rusyd


Ibn Rusyd adalah filsuf Islam dari Andalusia yang dikenal sebagai komentator karya-karya filsuf Yunani Kuno, Aristoteles. Popularitas Ibn Rusyd sebagai ahli Aristoteles dapat ditemukan jejaknya pada pemikiran Islam klasik dan modern, serta pemikiran Barat Abad Pertengahan dan bahkan modern, dengan nama Averroes.

Setiap hari, Ibn Rusyd menghabiskan waktunya di perpustakaan pribadinya di dekat pusat kota Granada, Spanyol. Dari jendela perpustakaanya, Ibn Rusyd dapat melihat pasar kota yang selalu ramai oleh pedagang dan pembeli. Maklum, Granada adalah salah satu kota yang penting pada Abad Pertengahan.
 
Pada suatu hari, ketika sedang membaca naskah Aristoteles, Ibn Rusyd terkejut menemukan dua kata yang belum sungguh-sungguh ia pahami maknanya. Kata pertama adalah tragedy, dan yang kedua adalah comedy. Ibn Rusyd terkejut dengan dua kata itu karena tidak menemukan penjelasannya di dunia Islam. Kebudayaan-kebudayaan lain seperti Yunani, China, Persia, dan Romawi, akrab denagn teater dan drama. Namun kebudayaan Arab-Islam tidak memiliki teater, cuma syair, khotbah, dan dongeng.

Di tengah kebingungan yang amat sangat, Ibn Rusyd menghampiri jendela perpustakaannya. Dari sana matanya menerawang jauh melihat langit, gedung-gedung, dan pasar kota Granada yang sibuk. Ketika Ibn Rusyd sedang menyaksikan pemandangan, tiba-tiba terdengar suara azdan dzuhur dari menara masjid. Para pedagang segera meninggalkan barang dagangan mereka di pasar untuk mengikuti shalat berjamaah di masjid, sehingga aktivitas perdagangan pun berhenti. 

Menyaksikan pemandangan itu, Ibn Rusyd spontan bergumam, “Mungkin inilah yang disebut tragedi dan komedi, di dunia Islam...”

Diplesetkan oleh Faisal Kamandobat dari cerpen Jorge Luis Borges berjudul Averroes

2 komentar:

Dwi Istanto mengatakan...

dan kita tahu sekarang, dari seorang aktor kenamaan hollywood yaitu marlon brando, bahwa profesi paling tua manusia ialah akting. dan mengapa dalam dunia islam/arab tidak mengenal seni peran/akting? bisa jadi karena dalam dunia islam bahwa semuanya sedang akting dan panggungnya ialah dunia ini... dan apakah sholat, sebagai sebuah simbol akting paling mulia umat islam merupakan derajat paling tinggi pencapaian sebuah seni peran? mari kita renungkan sambil tertawa tentu saja....

Anonim mengatakan...

Inspiratif...

Tukeran link yuks...

http://500tahunsunankalijaga.com/membangun-indonesia-baru-melalui-jejak-masa-lalu/

Setetes Makna

Tanpa keberanian, engkau hanyalah ternak...

-- Pramoedya Ananta Toer