Sabtu, 24 September 2011

Puisi-puisi Alfiyan Harfi

KEPADA YANG TERSEMBUNYI


aku melihat sungai

mengalir di wajahmu
udara adalah kulitmu
dan matamu kulihat
pada segala yang kulihat
serupa cermin yang murni

sekali kau berkata padaku

lewat bunga yang mekar
serupa merah bibirmu
serupa keabadian
yang jatuh ke dalam waktu

engkau adalah peristiwa

yang runtuh di masa lalu
engkau adalah masa depan
yang menyusup
ke dalam mimpi sadar

dan di mana aku melangkah
melewati hamparan pasir
yang melayang di angkasa
aku pergi melewatimu:

Cipari 2007



KEPADA SETIAP MAWAR



janganlah takut bila terpikirkan olehmu

kelopakmu yang indah akan layu
lalu gugur dan tenggelam
ke dalam debu yang dulu menyimpan
kerinduan benihmu

janganlah takut, karena bila kau takut

bagaimana mereka akan bahagia mendapatimu
memancarkan warna merah yang duka

maka dengan segenap keindahan dan durimu

tadahkan seluruh dirimu mencecap syukur
kepada musim dan matahari yang memberimu
beberapa menit yang indah—atau satu detik
dalam keindahan yang luas dan abadi

Yogyakarta 2006


ODE BAGI YANG TAK DIKENAL


Aku ingin mendekat dan mengenalmu:

Mengenal bagaimana kau bangun
dan melangkah di tengah dunia
Bagaimana kau sentuh ranting kering
dan membuat mawar tumbuh darinya

Aku ingin mengenal bagaimana

Matamu menutup dan menyimpan
mimpi yang kecuali aku
tak seorang pun tahu
Aku ingin mengenal
Setiap udara yang kau hirup
Serta wangi yang kau hembuskan

Aku ingin mengenalmu kian dekat

Hingga aku mengenalmu
Layaknya aku mengenal diriku sendiri

Aku ingin menjadi akrab dengan kulitmu

Layaknya udara akrab denganku
Aku ingin menjadi akrab dengan suaramu
Layaknya aku akrab dengan kata hatiku

Aku ingin mengenalmu hingga

Aku mengenal segalanya;
Dan setiap bunga nama yang tumbuh
Mengakar padaku memancar padamu

November '07-Mei '08


SEPASANG MATA

lebih sunyi dari sebuah cermin

matamu bening bagai hati pencinta
dimana aku melihat diriku
menatap bagai malam padamu

kau yang menatap asing padaku

perhatikan bayang-bayangmu
tersimpan di kedalaman mataku
bagai cahaya menunjuk pusat kegelapan

apa dan kemana kau mencari

aku bersemayam di atas matamu
mengikuti bagai arah dan waktu

bila mataku terpejam, kau bersembunyi

menjelma mata air yang mengalir di tubuhku
sebagai kehangatan dan cahaya teduh yang abadi

Yogyakarta '05-'07


MATAHARI DAN BAYANG-BAYANG


bila kau lihat matahari di kaki langit

maka aku ada di belakangmu
sebagai bayang-bayang

dan bila kau lihat bayang-bayangmu

maka aku adalah matahari
yang menciptanya

Majenang '04


DUNIA MENYATUKAN KITA



dunia ini milikku, dunia ini milikmu

awalnya kita berbagi
bagiku jalan yang sungguh milikku
bagimu jalan yang sungguh milikmu
dan ketika pada satu jalan
dunia ini menemukan kita;
kau memilikiku dan aku memilikimu

ambillah mataku, ambillah lenganku,

ambillah jantungku untuk mengalirkan darahmu
ambillah tubuhku untuk hidupmu
ambillah hidupku agar ia sempurna
dunia ini milikmu juga milikku
dunia ini milikku juga milikmu
tanpa kita berbagi lagi

Yogyakarta '06


PENIUP SERULING



setiap kali kuraba dadamu

luka-luka itu terlindungi
oleh letakan tangan juga jiwaku
setiap kali kita berciuman
jiwa kita yang rapuh
bertemu dalam lagu yang sedih

bersamamu serulingku

aku akan terus bernyanyi
akan terus bernyanyi
sampai angin mencatat notasinya
lalu di suatu tempat suatu waktu
akan ia nyanyikan, duka kita
untuk yang mati
dan yang tak bisa mati

Yogyakarta '05





Alfiyan Harfi adlah penyair dan pengelana, alumni PP Cigaru. Ia pernah aktif di berbagai komunitas seni-budaya di Cipari, Cilacap dan Yogyakarta. Karya-karyanya, baik puisi mupun terjemahannya telah di publikasikan di berbagai buletin, media massa dan antologi bersama. Selain pandai menulis, ia juga pandai bermain gitar dan seruling. http://alfiyan-harfi.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Setetes Makna

Tanpa keberanian, engkau hanyalah ternak...

-- Pramoedya Ananta Toer